Sikap Hidup Aktivis Massa - Perjuangan Massa
Headlines News :
Home » » Sikap Hidup Aktivis Massa

Sikap Hidup Aktivis Massa

Written By Unknown on Sabtu, 21 September 2013 | 05.24

A. Sikap Hidup Aktivis Massa
Aktifis massa adalah orang-orang yang hidup ditengah-tengah massa untuk membangkitkan kesadaran, menggerakkan dan mengorganisasikan massa. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menggerakkan kekuatan massa yang luar biasa dan tiada tara demi membebaskan diri daripenindasan, penghisapan, kemiskinan dan penderitaan menuju hari depan yang lebih cerah. Seorang aktifis massa berangkat dari prinsip penting untuk melayani dan mengabdi kepada massa tidak pernah membiarkan dirinya terpisah apalagi tercerabut dari massa, senantiasa mengedapankan dan mengutamakan kepentingan massa dibandingkan dengan kepentingan diri sendiri. Untuk menjadi seorang aktifis massa ada beberapa sikap hidup yang harus dimiliki, dipupuk dan dirawat serta menjadi pedoman tindakan dalam seluruh kehidupannya.

1) Tentang Massa dan Garis Massa
Massa adalah segolongan orang yang memiliki kepentingan dan tujuan sama, inilah dasar ikatan bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga produktif dimana selain memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial. Oleh karenanya, massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah. Tetapi selain menjadi sumber ide, massa juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi lahirnya pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan yang erat. Disinilah letak strategis dari karya massa, dari massa ide revolusi lahir sekaligus sebagai pelaksana ide revolusi tersebut. Maka tidak akan ada revolusi tanpa kekuatan massa.

Oleh karena itu setiap golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri, disesuaikan dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa kelas buruh dengan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan golongan massa lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa lainnya.
Ibarat ikan dengan air. Seorang aktifis massa diibaratkan dengan ikan yang harus hidup di dalam air (di tengah-tengah massa). Karena tanpa air, ikan tidak dapat hidup. Dan dengan hidup di dalam air (bersama dengan massa) ikan bisa membersihkan air dengan cara memakan kotoran-kotoran yang ada di dalam air sehingga air tetap jernih. Sama halnya, dengan hidup dan berjuang bersama dengan massa, aktifis massa bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh massa.

Garis massa adalah prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari. Prinsipnya adalah dari massa untuk massa. Segala sesuatunya datang dari massa dan untuk massa. Kita mulai dari kebutuhan massa yang obyektif dan sedikit demi sedikit kita tingkatkan kesadarannya.

Yang perlu kita hindarkan adalah; (1)Komandoisme yakni seakan-akan kita tahu massa, jadi kita main perintah; (2)Buntutisme yakni kita hanya mengikuti massa, kita tidak berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Contohnya: jangan memberikan pendidikan politik karena massa tidak akan mengerti.

Kedua hal tersebut adalah yang akan merintangi kemajuan massa dalam memperjuangkan hak-hak mereka melawan imperialisme dan feodalisme. Agar kita dapat tepat menghindari kedua hal tersebut kita harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan Rakyat, menyelenggarakan diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kelas

2) Tentang Pengorbanan
Setiap orang akan mati, tetapi kematian bisa berbeda-beda maknanya,bisa lebih berat dari gunung atau lebih ringan dari bulu belibis. Ada ungkapan, Mati untuk massa/rakyat nilainya lebih berat daripada gunung, sementara bekerja untuk kepentingan penghisap dan penindas rakyat nilainya lebih ringan dari bulu belibis.. Di mana pun dan kapan pun, perjuangan menuntut pengorbanan dan itu adalah hal yang biasa. Untuk mengusir ketakutan, kita harus menghancurkan kepentingan pribadi dan hanya dengan mengabdi kepada rakyat sepenuh hati, akan tumbuh keberanian yang luar biasa. Tidak takut pengorbanan bukan berarti kita tidak menghargai hidup. Sebaliknya, untuk dapat mengabdi kepada rakyat kita harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan serta menghindarkan diri dari pengorbanan yang tidak perlu.

3) Tentang hidup sederhana dan giat berjuang[T1]
Sebagai seorang aktifis, dia harus menjalankan prinsip hidup sederhana namun giat dalam berjuang. Karena kita menyadari bahwa di tengah situasi penindasan SJSF ini, situasi krisis semakin menajam dan penghidupan rakyat akan semakin sulit. Maka dia harus bersikap untuk menjalankan prinsip hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, maka akan menjauhkan kita dari watak berlebih-lebihan dan selalu merasa kurang sehingga menyebabkan kita akan selalu menggunakan segala cara agar kebutuhan yang tidak perlu itu dicari termasuk dengan menindas orang lain dan melupakan cita-cita perjuangan massa.

Namun, meskipun kita selalu menjalankan prinsip hidup sederhana, namun kita juga harus dengan giat berjuang bersama dengan massa. Cita-cita perjuangan massa tidak akan pernah tercapai jika aktifisnya malas berjuang dan suka menyia-nyiakan waktu dengan pekerjaan yang tidak penting dan sebenarnya merugikan diri dan gerakan massa. Sementara ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ketika menghadapi kesulitan, kita juga tidak boleh mudah patah arang. Kita harus selalu mencari cara dan alternatif. Sehingga apa yang sudah dilakukan tidak terhenti di tengah jalan dan terselesaikan dengan sempurna.

Kedua prinsip tersebut saling berhubungan satu sama lain. Jika prinsip itu dijalankan, maka kita sudah memberikan tauladan yang baik kepada anggota dan massa tentang bagaimana menghadapi hidup dengan sederhana namun tetap mampu berjuang dengan giat.

4) Untuk Siapa kita bekerja
Seorang aktifis massa mengabdikan seluruh kehidupannya, seluruh yang dikerjakan untuk kepentingan massa. Kewajiban kita adalah memenuhi tanggung jawab terhadap massa. Setiap kata-kata, setiap tindakan dan setiap keputusan kita mesti ditujukan untuk kepentingan massa, dan jika kemudian terjadi kesalahan, maka kita harus secara jujur mengakuinya dan terlebih lagi dengan berani dan rendah hati memperbaikinya. Sebagai seorang aktifis massa maka dia harus mampu untuk menahan kepentingan pribadinya, yaiu selalu memikirkan diri sendiri, hanya memperhatikan diri sendiri, lapar akan kepopuleran, kekayaan, kekuasaan, posisi atau kedudukan. Dengan demikian melupakan atau mengesampingkan massa rakyat. Namun jika kitaBekerja untuk massa/rakyatmaka artinya seorang aktifis massa tidak mencari kepopuleran dan keuntungan, tidak takut baik terhadap kerja keras, penderitaan maupun kematian, bekerja sepenuh jiwa untuk perubahan sosial dan rakyat. Bekerja untuk kepentingan pribadi dan bekerja untuk kepentingan rakyat adalah dua pandangan dunia yang berbeda, satunya pandangan dunia borjuis dan satunya adalah pandangan dunia proletar. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki pandangan dunia kaum tertindas dan mengalahkan dunia borjuis.

5) Menyatukan kawan dan massa
Jika kita memiliki kelemahan, maka kita tidak takut untuk dibuka dan dikritik, karena kita melayani rakyat. Kita tidak akan menjadi egois dan tidak mau dikritik, demikian juga menjadi takut dikritik karena takut mendapat malu. Kita justru harus membangun tradisi kritik otokritik untuk dapat mengetahui segala kelemahan, keterbatasan dan kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Untuk mengobarkan perjuangan dan perubahan, pertama-tama kita harus memperbaiki diri kita sendiri.

Selain itu, untuk dapat mewujudkan tujuan perubahan, maka kita harus mampu bersatu dengan kawan-kawan sebagai bentuk persatuan internal dan bersatu dengan massa/rakyat sebagai bentuk persatuan sesungguhnya karena persatuan adalah kekuatan. Persatuan kita adalah persatuan untuk tujuan perubahan yang sama sebuah persatuan atas kehendak dan cita-cita mulia membebaskan massa dan rakyat dari belenggu penindasan dan penghisapan, terutama dari belenggu imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat.

6) Kesetiakawanan dan solidaritas rakyat tertindas
Pembebasan nasional demokratik di sebuah negeri akan dapat berhasil ketika mendapatkan dukungan dari negeri-negeri yang lain. Ketika terbangun solidaritas di antara rakyat tertindas di sebuah negeri dengan rakyat tertindas di negeri-negeri yang lain, maka akan memudahkan perjuangan melawan penindasan imperialisme. Moralitas ini menekankan bahwa seorang aktifis massa adalah seorang yang mengubur kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umum dalam pandangan dunianya (world out look). Berpandangan bahwa perjuangan pembebasan nasional demokratik di seluruh penjuru dunia adalah bagian dari tanggung jawab sesama kaum tertindas di dunia. Dengan semangat internasionalisme, menunjukkan bahwa dalam bekerja tidak mengenal batas. Selanjutnya, sepenuh hati dan penuh kehangatan dalam melayani rakyat. Solidaritas rakyat tertindas internasional, adalah sebuah teladan dalam mengenang pejuang patriotik dari Kanada bernama Norman Bethune yang gugur dalam perang pembebasan nasional demokratik rakyat Cina, (1945-1949).

B. Tentang Cara belajar Yang Maju
Bagi seorang aktifis massa yang sejati, selain dia mempunyai sikap hidup aktifis massa, dia juga harusnenempa diri dalam praktek yang lebih keras. Tugas utama seorang aktifis massa adalah dia mampu menyelami kehidupan massa, menemukan akar persoalan dan bersama dengan massa mampu menyelesaikan persoalan massa dengan jalan perjuangan massa. Bagi seorang aktifis massa, dia harus mampu melakukan kerja secara komprehensif dengan metode yang benar.Prinsip pertama yang harus dijalankan adalah bahwa untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh massa dan apa yang menjadi penyebab pokoknya, seorang aktifis massa harus melakukan sebuahISAK (investigasi social dan analisis kelas) sehingga dia dan massa mampu menyimpulkan jalan keluarnya secara tepat berdasarkan kepada situasi objektif yang ada. Kedua, seorang aktifis massa juga harusmampu belajar dan memajukan prakteknya. Agar prakteknya terus maju seiring dengan perubahan waktu, maka dia harus mampu merangkum, menilai dan menyimpulkan pengalaman prakteknya. Dengan demikian maka seorang aktifis massa akan belajar dari kesalahan masa lalu dan memperbaikinya serta terus memajukan praktek yang sudah dilakukan. Ketiga,Kritik Oto Kritik (KOK) menjadi sarana belajar seorang aktifis massa. Karena dari situlah dia akan mampu belajar untuk mengakui kesalahan dan mau untuk memperbaikinya serta sekaligus memperbaiki situasi yang ada di dalam kolektif untuk menghilangkan subjektifisme.

1) ISAK (Investigasi Sosial dan Analisis Kelas)
ISAK adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang keadaan alam dan keadaan sosial (masyarakat) sebuah atau beberapa kampus, desa ataupun kota. Penyelidikan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kerja membangkitkan kesadaran, menggerakan dan mengorganisasikan massa di manapun.
Penyelidikan sosial merupakan sebuah upaya yang sungguh-sungguh dan serius untuk meneliti keadaan kampus dan keadaan masyarkat kampus, sehingga kita dapat memahami dan mengerti tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa, sebab-sebabnya dan perjuangan apa yang mesti dilancarkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sebagai bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan membangkitkan kesadaran, menggerakkan dan mengorganisasikan massa mahasiswa, maka prinsip penting dalam penyelidikan sosial bahwa tujuan penyelidikan sosial bukan semata-mata untuk mengetahui sehingga mampu menerangkan situasi konkret yang ada, tapi lebih penting dari itu adalah merubah keadaan atau situasi tersebut menjadi lebih baik. Karena mampu menerangkan situasi adalah penting, tetapi lebih penting lagi adalah mengubahnya. Jadi penyelidikan sosial merupakan pekerjaan aktif untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Prinsip penting dalam cara kerja kita adalahTanpa Penyelidikan Sosial, Tidak Ada Hak Bicara (No Investigation, No Right To Speak)Kita seringkali bertindak tergesa-gesa ketika melakukan penilaian atau mengambil keputusan. Itu adalah sebuah langkah yang gegabah, terburu-buru dan karenanya tidak tepat. Yang harus kita lakukan adalah meneliti dulu keadaannya secara mendalam baru membuat kesimpulan-kesimpulan.

Pelaku atau yang menjalankan penyelidikan sosial pedesaan adalah pihak yang menginginkan perubahan di kampus menuju situasi yang lebih baik , yaitu dalam hal ini massa Mahasiswa di Jurusan/Fakultas/Kampus tersebut. Organisasi mahasiswa harus melakukan penyelidikan sosial di Jurusan/Fakultas/Kampus, sehingga dengan demikian dapat mengerti tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa di kampusnya, dan mampu untuk merumuskan program organisasi yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Program yang baik harus berasal dari situasi konkret dan nyata yang dihadapi, bukan ditentukan oleh keinginan pribadi pengurus atau sebagian orang tertentu. Oleh karenanya, organisasi yang dibentuk secara teratur dan terjadwal, harus melakukan penyelidikan sosial untuk memperbaharui data. Demikian juga mendidik anggotanya terutama pengurus tingkat Fakultas/Kampus dan untuk secara aktif melakukan penyelidikan sosial.

2) Merangkum, Menilai, dan Menyimpulkan Pengalaman Praktek
Sebagai seorang aktifis massa dia juga harus sanggup untukmerangkum seluruh pengalaman praktek perjuangan, agar kemudian dapat melakukan penilaian terhadap kemajuan dan kelemahan-kelemahan. Praktek menduduki posisi yang paling penting, tetapi bukan berarti kita bekerja tanpa teori, tanpa perencanaan dan tanpa usaha untuk selalu menarik pelajaran-pelajaran penting. Kalau demikian halnya, maka kemudian praktek kita menjadi seperti praktek yang tidak bertujuan, seperti panah tanpa sasaran. Oleh karenanya, sebelum kita melakukan penilaian, kita perlu untuk merangkum terlebih dahulu seluruh pengalaman praktek sehingga tersedia data yang memadai. Untuk merangkum pengalaman praktek maka dapat didasarkan pada beberapa hal dibawah ini :

a. Tujuan dan Target Awal
Pertama-tama kita harus mengingat kembali tujuan dan target awal yang telah kita tetapkan. Karena ketika kita akan memulai sesuatu, kita pasti membuat perencanaan dan perencanaan tersebut kita pasti menetapkan tujuan-tujuan dan target dari sebuah program atau tindakan. Mengetahui tujuan dan target awal menjadi penting sebagai dasar untuk melihat sejauh mana praktek yang dilakukan. Demikian juga dapat menjadi kerangka yang memfokuskan penyimpulan kita nantinya.
b. Praktek Yang Dilakukan
Kemudian kita harus mencatat setiap pengalaman praktek kita dengan selengkap-lengkapnya, sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya, misalnya dalam bentuk narasi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyimpulan dan penilaian pengalaman praktek. Untuk memudahkan kita dapat merangkum praktek yang dilakukan berdasarkan kategori kerja politik dan kerja organisasi. Lebih baik lagi kalau kemudian kita juga mampu untuk menyodorkan data-data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari keseluruhan praktek kita.
c. Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi maksudnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktek yang dilakukan, dapat berupa faktor subyektif maupun faktor obyektif. Faktor subyektif berkaitan dengan keadaan internal dari kita sebagai pelaksana program menyangkut soal kapasitas, kemampuan, keadaan dan kesanggupan, misalnya kontradiksi personal kontradiksi internal organisasi yang mempengaruhi pelaksanaan program. Sedangkan faktor obyektif berkaitan dengan keadaan sosial yang ada ditengah massa. Misalnya situasi pemilihan rektor yang baru dalam kampus akan mempengaruhi sensitifitas politik civitas akademika di dalam kampus terutama yang memiliki kesadaran terbelakang dan pada gilirannya akan kerja-kerja politik kita di tengah massa. Faktor subjektif ini sebagian ada yang bisa diprediksi dan sebagian ada yang tidak dapat diprediksi dari awal.

Menilai pengalaman praktek dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan yang telah dibuat dan juga mencatat kelemahan-kelemahan dan keterbatasan dalam praktek perjuangan. Sehingga dengan demikian kita dapat berpikir tidak satu sisi saja, misalnya hanya melihat kemajuan sehingga bersikap arogan atau sebaliknya hanya melihat kelemahan dan keterbatasan sehingga menjadi pesimis. Kedua-duanya adalah pandangan yang tidak obyektif dan cenderung subyektif. Penilaian atas praktek dapat dijalankan dengan melakukan dua hal yaitu :
a. Melakukan Observasi atau Pengamatan
Observasi yang dilakukan dapat dilakukan baik di wilayah politik maupun organisasi. Misalnya di lapangan politik bagaimana tingkat perkembangan dari pekerjaan propaganda dan kampanye massa, pendidikan politik, investigasi sosial dan juga penggalangan front. Di lapangan organisasi kita dapat mengamati apakah kemudian praktek dari prinsip organisasi yang benar telah berjalan seperti kepemimpinan kolektif, sistem komite atau juga sejauh mana pengembangan organisasi sehingga jumlah anggota ormas semakin besar.
b. Menyimpulkan Inti Sari
Dari obsevasi yang dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan intisari secara poitik dan organisasi yang dapat secara ringkas dan jelas menunjukan tingkat kemajuan dan juga kelemahan serta persoalan-persoalan yang muncul dalam praktek. Kesimpulan inti sari inilah yang akan menjadi dasar bagi kita untuk melakukan perencanaan program selanjutnya.

3) Kritik oto Kritik
Kritik Oto Kritik adalah senjata ampuh untuk memecahkan segala kesulitan, memperbaiki kesalahan dan kemajuan praktek. Oleh karenannya, kita tidak takut akan dikritik Justru dengan kritik otokritik kita dapat membersihkan kebiasaan jelek dan merawat serta memelihara yang baik. Seperti yang sering kita katakan bahwa sebuah ruangan akan bertumpuk dengan debu, jika tidak pernah dibersihkan dan juga muka kita akan kelihatan kotor jika tidak pernah dicuci. Demikian juga pikiran dan pekerjaan kita juga perlu untuk dibersihkan dan dicuci dengan teratur.
Prinsip yang penting dalam kritik otokritik adalah pertama belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di masa depan danmengobati penyakit dan menyembuhkan pasien. Kesalahan-kesalahan dimasa lalu harus dibongkar dengan tidak segan-segan, keburukan masa lampau harus dianalisa dan dikritik secara ilmiah. Agar pekerjaan di kemudian hari dapat dilakukan dengan lebih hati-hati dan lebih baik. Itulah arti belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di masa depan. Cara melakukannya adalah seperti seorang dokter mengobati orang sakit, yaitu untuk menyelamatkan si sakit itu dan bukan untuk membuat orang mati. Kritik otokritik tidak ditujukan untuk membuat perpecahan, tetapi justru untuk memperkuat persatuan dan memajukan perjuangan. Oleh karenanya, kritik otokritik tidak boleh dilakukan secara serampangan dengan maksud mencari-cari kesalahan orang lain atau untuk melampiaskan dendam. Karena jika hal tersebut dilakukan, maka hanya akan merusak persatuan dan memundurkan perjuangan.

Mengapa kita harus melakukan KOK? Karena kita sadar bahwa sebagai mahasiswa, kita sering didominasi oleh pikiran-pikiran borjuasi kecil. Watak-watak tersebutlah yang menghancurkan gerakan massa. Beberapa watak yang berdominan dalam pikiran seorang borjuasi adalah :
1. Pikiran heroisme
Bagi orang yang mempunyai pikiran heroisme, dia hanya mau mengerjakan pekerjaan yang besar-besar saja dan menjauhi pekerjaan yang kecil-kecil. Pekerjaan yang disukainya, yakni yang menyebabkan namanya terkenal oleh orang banyak, dia menjadi prang ternama. Jika dari pimpinan dia menerima tugas kecil-kecil, bukannya yang besar-besar dan membuatnya ternama, maka dia akan mengkritik pimpinan tersebut sebagai orang yang tidak mengenal kepandaian yang ada di dalam dirinya.
2. Mengejar kesenangan
Dia tidak suka terikat. Segala hal harus menurut kehendaknya sendiri. Kalau dia senang dia akan kerjakan, kalau tidak, masa bodoh. Tidak mengenal disiplin. Dia takut mendapat kesukaran, tidak kuat menerima pukulan. Jika bekerja, ingin cepat melihat hasilnya. Suka tergopoh-gopoh.
3. Sikap suka dipuja
Untuk mendapat pujian, dia senantiasa berlagak tahu semua persoalan. Supaya dia dipuja sebagai orang yang pandai, bijaksana, dan sebagainya. Dia takut mendapat malu di depan umum, dia takut mengakui kesalahan.
4. Sikap berdasarkan sentimen
Dia akan mengangkat anggota-anggota yang dekat secara emosional dan yang tidak mengkritik dia serta suka memberikan sanjungan dan pujian. Tentu saja hal itu akan melahirkan kelompok yang tidak menyukainya. Ke atas senantiasa menuntut; supaya diberi tugas yang sesuai dengan keinginannya.
Watak-watak bojuasi tersebut disebabkan karena faktor-faktor yang ada dalam kehidupan sehari-hari seorang berjuasi yang tidak berusaha menempa diri dalam perjuangan yang keras. Faktor-faktor tersebut adalah :
  1. Ketika menghadapi keadaan yang dapat menimbulkan bahaya, dia menjadi bimbang dan ragu. Sikap demikian pun muncul ketika dia menghadapi keadaan yang sukar.
  2. Menerima dan mengakui kenyataan, tetapi kalau sukar, dia akan mencari alasan untuk menolaknya.
  3. Keadaan masyarakat lama, di mana ada yang kaya dan miskin. Pikirannya mengejar kesenangan.
  4. Keadaan diri yang kurang gemblengan
  5. Ketika keadaan berubah, dia akan bersikap optimis berlebihan bila situasi tampak membaik. Namun, dia bersikap pesimis berlebihan pada saat keadaan menjadi buruk.
Dengan demikian, sebagai seorang aktifis massa kita harus mampu mengubah watak borjuasi kita agar tidak merugikan gerakan massa. Caranya adalah :
  1. Harus banyak membaca buku-buku teori maju
  2. Menyeburkan diri dalam gerakan massa
  3. Belajar dari massa, menggunakan jalan massa
  4. Bisa maju karena objek. Kemajuannya tergantung dari subjek, gerakan dalam diri seseorang.
  5. Pendirian klas proletar yang dapat mewujudkan ketertiban organisasi
  6. Pendidikan cara berpikir: beri kesempatan pada anggota untuk mengutarakan pendapat.
Bagi seorang borjuasi, dia akan menilai bahwa kritik oto kritik sebagai hal yang tidak perlu dan tidak penting. Karena itu maka dia akan menggunakan KOK dengan prinsip yang tidak tepat. Pandangan bojuasi tentang KOK adalah :
  1. Yang bersangkutan takut dikritik dan karena itu menindas kritik
  2. Kritik digunakan sebagai alat penyerang
  3. Tidak mengkritik untuk menjaga persahabatan
  4. Oto kritik secara memutar-mutar
  5. kurang memeriksa permasalahannya dan kurang analisa
Kritik Otokritik dapat dilakukan baik di lapangan politik maupun organisasi berdasarkan pada kesimpulan intisari yang telah kita rumuskan ketika melakukan penilaian atas pengalaman praktek. Dengan kritik otokritik, kita dapat lebih lanjut mencari akar penyebab dari kelemahan dan kegagalan secara poitik dan organisasi pada internal kita sendiri. Namun demikian kritik otokritik juga harus sampai menemukan jalan keluar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan. Kemudian, tidak terhenti hanya sebatas menemukan kesalahan/kegagalan dan jalan keluar untuk mengatasinya. Karena hal yang juga penting untuk menunjukan keseriusan kerja kita adalah bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.Misalnya, arti penilaian pengalaman praktek kita dapat dimengerti bahwa kerja propaganda dan perjuangan massa kita sangat lemah. Setelah dilakukan kritik otokritik, maka kita dapat menemukan dua hal penyebab utama secara internal, dalam diri kita yaitu masih lemahnya kerja investigasi sosial kita, karena subyekjtifisme kita masih kuat sehingga kita tidak cukup mengerti tentang persoalan massa, dan kedua masih belum erat hubungan atau pertalian kita dengan massa karena kesadaran kita masih lemah. Yang harus kemudian dilakukan adalah melakukan penyelidikan sosial untuk lebih mengerti tentang persoalan massa dan dapat lebih erat berhubungan dengan massa. Prinsip-prinsip dalam menjalankan KOK adalah :
  • Tidak saling menjatuhkan
  • Sebelum mengkritik harus melakukan oto kritik terlebih dahulu
  • Mau mengakui kesalahan dan mau di betulkan
  • Mengkritik harus memberikan solusi
  • Melakukan Kritik Oto Kritik tanpa memandang teman dan sesui kenyataan/fakta
  • Berhak untuk membela diri atau klarifikasi

[T1]Tidak memiskinkan diri
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sabtu, 21 September 2013

Sikap Hidup Aktivis Massa

A. Sikap Hidup Aktivis Massa
Aktifis massa adalah orang-orang yang hidup ditengah-tengah massa untuk membangkitkan kesadaran, menggerakkan dan mengorganisasikan massa. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menggerakkan kekuatan massa yang luar biasa dan tiada tara demi membebaskan diri daripenindasan, penghisapan, kemiskinan dan penderitaan menuju hari depan yang lebih cerah. Seorang aktifis massa berangkat dari prinsip penting untuk melayani dan mengabdi kepada massa tidak pernah membiarkan dirinya terpisah apalagi tercerabut dari massa, senantiasa mengedapankan dan mengutamakan kepentingan massa dibandingkan dengan kepentingan diri sendiri. Untuk menjadi seorang aktifis massa ada beberapa sikap hidup yang harus dimiliki, dipupuk dan dirawat serta menjadi pedoman tindakan dalam seluruh kehidupannya.

1) Tentang Massa dan Garis Massa
Massa adalah segolongan orang yang memiliki kepentingan dan tujuan sama, inilah dasar ikatan bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga produktif dimana selain memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial. Oleh karenanya, massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah. Tetapi selain menjadi sumber ide, massa juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi lahirnya pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan yang erat. Disinilah letak strategis dari karya massa, dari massa ide revolusi lahir sekaligus sebagai pelaksana ide revolusi tersebut. Maka tidak akan ada revolusi tanpa kekuatan massa.

Oleh karena itu setiap golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri, disesuaikan dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa kelas buruh dengan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan golongan massa lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa lainnya.
Ibarat ikan dengan air. Seorang aktifis massa diibaratkan dengan ikan yang harus hidup di dalam air (di tengah-tengah massa). Karena tanpa air, ikan tidak dapat hidup. Dan dengan hidup di dalam air (bersama dengan massa) ikan bisa membersihkan air dengan cara memakan kotoran-kotoran yang ada di dalam air sehingga air tetap jernih. Sama halnya, dengan hidup dan berjuang bersama dengan massa, aktifis massa bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh massa.

Garis massa adalah prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari. Prinsipnya adalah dari massa untuk massa. Segala sesuatunya datang dari massa dan untuk massa. Kita mulai dari kebutuhan massa yang obyektif dan sedikit demi sedikit kita tingkatkan kesadarannya.

Yang perlu kita hindarkan adalah; (1)Komandoisme yakni seakan-akan kita tahu massa, jadi kita main perintah; (2)Buntutisme yakni kita hanya mengikuti massa, kita tidak berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Contohnya: jangan memberikan pendidikan politik karena massa tidak akan mengerti.

Kedua hal tersebut adalah yang akan merintangi kemajuan massa dalam memperjuangkan hak-hak mereka melawan imperialisme dan feodalisme. Agar kita dapat tepat menghindari kedua hal tersebut kita harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan Rakyat, menyelenggarakan diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kelas

2) Tentang Pengorbanan
Setiap orang akan mati, tetapi kematian bisa berbeda-beda maknanya,bisa lebih berat dari gunung atau lebih ringan dari bulu belibis. Ada ungkapan, Mati untuk massa/rakyat nilainya lebih berat daripada gunung, sementara bekerja untuk kepentingan penghisap dan penindas rakyat nilainya lebih ringan dari bulu belibis.. Di mana pun dan kapan pun, perjuangan menuntut pengorbanan dan itu adalah hal yang biasa. Untuk mengusir ketakutan, kita harus menghancurkan kepentingan pribadi dan hanya dengan mengabdi kepada rakyat sepenuh hati, akan tumbuh keberanian yang luar biasa. Tidak takut pengorbanan bukan berarti kita tidak menghargai hidup. Sebaliknya, untuk dapat mengabdi kepada rakyat kita harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan serta menghindarkan diri dari pengorbanan yang tidak perlu.

3) Tentang hidup sederhana dan giat berjuang[T1]
Sebagai seorang aktifis, dia harus menjalankan prinsip hidup sederhana namun giat dalam berjuang. Karena kita menyadari bahwa di tengah situasi penindasan SJSF ini, situasi krisis semakin menajam dan penghidupan rakyat akan semakin sulit. Maka dia harus bersikap untuk menjalankan prinsip hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, maka akan menjauhkan kita dari watak berlebih-lebihan dan selalu merasa kurang sehingga menyebabkan kita akan selalu menggunakan segala cara agar kebutuhan yang tidak perlu itu dicari termasuk dengan menindas orang lain dan melupakan cita-cita perjuangan massa.

Namun, meskipun kita selalu menjalankan prinsip hidup sederhana, namun kita juga harus dengan giat berjuang bersama dengan massa. Cita-cita perjuangan massa tidak akan pernah tercapai jika aktifisnya malas berjuang dan suka menyia-nyiakan waktu dengan pekerjaan yang tidak penting dan sebenarnya merugikan diri dan gerakan massa. Sementara ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ketika menghadapi kesulitan, kita juga tidak boleh mudah patah arang. Kita harus selalu mencari cara dan alternatif. Sehingga apa yang sudah dilakukan tidak terhenti di tengah jalan dan terselesaikan dengan sempurna.

Kedua prinsip tersebut saling berhubungan satu sama lain. Jika prinsip itu dijalankan, maka kita sudah memberikan tauladan yang baik kepada anggota dan massa tentang bagaimana menghadapi hidup dengan sederhana namun tetap mampu berjuang dengan giat.

4) Untuk Siapa kita bekerja
Seorang aktifis massa mengabdikan seluruh kehidupannya, seluruh yang dikerjakan untuk kepentingan massa. Kewajiban kita adalah memenuhi tanggung jawab terhadap massa. Setiap kata-kata, setiap tindakan dan setiap keputusan kita mesti ditujukan untuk kepentingan massa, dan jika kemudian terjadi kesalahan, maka kita harus secara jujur mengakuinya dan terlebih lagi dengan berani dan rendah hati memperbaikinya. Sebagai seorang aktifis massa maka dia harus mampu untuk menahan kepentingan pribadinya, yaiu selalu memikirkan diri sendiri, hanya memperhatikan diri sendiri, lapar akan kepopuleran, kekayaan, kekuasaan, posisi atau kedudukan. Dengan demikian melupakan atau mengesampingkan massa rakyat. Namun jika kitaBekerja untuk massa/rakyatmaka artinya seorang aktifis massa tidak mencari kepopuleran dan keuntungan, tidak takut baik terhadap kerja keras, penderitaan maupun kematian, bekerja sepenuh jiwa untuk perubahan sosial dan rakyat. Bekerja untuk kepentingan pribadi dan bekerja untuk kepentingan rakyat adalah dua pandangan dunia yang berbeda, satunya pandangan dunia borjuis dan satunya adalah pandangan dunia proletar. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki pandangan dunia kaum tertindas dan mengalahkan dunia borjuis.

5) Menyatukan kawan dan massa
Jika kita memiliki kelemahan, maka kita tidak takut untuk dibuka dan dikritik, karena kita melayani rakyat. Kita tidak akan menjadi egois dan tidak mau dikritik, demikian juga menjadi takut dikritik karena takut mendapat malu. Kita justru harus membangun tradisi kritik otokritik untuk dapat mengetahui segala kelemahan, keterbatasan dan kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Untuk mengobarkan perjuangan dan perubahan, pertama-tama kita harus memperbaiki diri kita sendiri.

Selain itu, untuk dapat mewujudkan tujuan perubahan, maka kita harus mampu bersatu dengan kawan-kawan sebagai bentuk persatuan internal dan bersatu dengan massa/rakyat sebagai bentuk persatuan sesungguhnya karena persatuan adalah kekuatan. Persatuan kita adalah persatuan untuk tujuan perubahan yang sama sebuah persatuan atas kehendak dan cita-cita mulia membebaskan massa dan rakyat dari belenggu penindasan dan penghisapan, terutama dari belenggu imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat.

6) Kesetiakawanan dan solidaritas rakyat tertindas
Pembebasan nasional demokratik di sebuah negeri akan dapat berhasil ketika mendapatkan dukungan dari negeri-negeri yang lain. Ketika terbangun solidaritas di antara rakyat tertindas di sebuah negeri dengan rakyat tertindas di negeri-negeri yang lain, maka akan memudahkan perjuangan melawan penindasan imperialisme. Moralitas ini menekankan bahwa seorang aktifis massa adalah seorang yang mengubur kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umum dalam pandangan dunianya (world out look). Berpandangan bahwa perjuangan pembebasan nasional demokratik di seluruh penjuru dunia adalah bagian dari tanggung jawab sesama kaum tertindas di dunia. Dengan semangat internasionalisme, menunjukkan bahwa dalam bekerja tidak mengenal batas. Selanjutnya, sepenuh hati dan penuh kehangatan dalam melayani rakyat. Solidaritas rakyat tertindas internasional, adalah sebuah teladan dalam mengenang pejuang patriotik dari Kanada bernama Norman Bethune yang gugur dalam perang pembebasan nasional demokratik rakyat Cina, (1945-1949).

B. Tentang Cara belajar Yang Maju
Bagi seorang aktifis massa yang sejati, selain dia mempunyai sikap hidup aktifis massa, dia juga harusnenempa diri dalam praktek yang lebih keras. Tugas utama seorang aktifis massa adalah dia mampu menyelami kehidupan massa, menemukan akar persoalan dan bersama dengan massa mampu menyelesaikan persoalan massa dengan jalan perjuangan massa. Bagi seorang aktifis massa, dia harus mampu melakukan kerja secara komprehensif dengan metode yang benar.Prinsip pertama yang harus dijalankan adalah bahwa untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh massa dan apa yang menjadi penyebab pokoknya, seorang aktifis massa harus melakukan sebuahISAK (investigasi social dan analisis kelas) sehingga dia dan massa mampu menyimpulkan jalan keluarnya secara tepat berdasarkan kepada situasi objektif yang ada. Kedua, seorang aktifis massa juga harusmampu belajar dan memajukan prakteknya. Agar prakteknya terus maju seiring dengan perubahan waktu, maka dia harus mampu merangkum, menilai dan menyimpulkan pengalaman prakteknya. Dengan demikian maka seorang aktifis massa akan belajar dari kesalahan masa lalu dan memperbaikinya serta terus memajukan praktek yang sudah dilakukan. Ketiga,Kritik Oto Kritik (KOK) menjadi sarana belajar seorang aktifis massa. Karena dari situlah dia akan mampu belajar untuk mengakui kesalahan dan mau untuk memperbaikinya serta sekaligus memperbaiki situasi yang ada di dalam kolektif untuk menghilangkan subjektifisme.

1) ISAK (Investigasi Sosial dan Analisis Kelas)
ISAK adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang keadaan alam dan keadaan sosial (masyarakat) sebuah atau beberapa kampus, desa ataupun kota. Penyelidikan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kerja membangkitkan kesadaran, menggerakan dan mengorganisasikan massa di manapun.
Penyelidikan sosial merupakan sebuah upaya yang sungguh-sungguh dan serius untuk meneliti keadaan kampus dan keadaan masyarkat kampus, sehingga kita dapat memahami dan mengerti tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa, sebab-sebabnya dan perjuangan apa yang mesti dilancarkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sebagai bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan membangkitkan kesadaran, menggerakkan dan mengorganisasikan massa mahasiswa, maka prinsip penting dalam penyelidikan sosial bahwa tujuan penyelidikan sosial bukan semata-mata untuk mengetahui sehingga mampu menerangkan situasi konkret yang ada, tapi lebih penting dari itu adalah merubah keadaan atau situasi tersebut menjadi lebih baik. Karena mampu menerangkan situasi adalah penting, tetapi lebih penting lagi adalah mengubahnya. Jadi penyelidikan sosial merupakan pekerjaan aktif untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Prinsip penting dalam cara kerja kita adalahTanpa Penyelidikan Sosial, Tidak Ada Hak Bicara (No Investigation, No Right To Speak)Kita seringkali bertindak tergesa-gesa ketika melakukan penilaian atau mengambil keputusan. Itu adalah sebuah langkah yang gegabah, terburu-buru dan karenanya tidak tepat. Yang harus kita lakukan adalah meneliti dulu keadaannya secara mendalam baru membuat kesimpulan-kesimpulan.

Pelaku atau yang menjalankan penyelidikan sosial pedesaan adalah pihak yang menginginkan perubahan di kampus menuju situasi yang lebih baik , yaitu dalam hal ini massa Mahasiswa di Jurusan/Fakultas/Kampus tersebut. Organisasi mahasiswa harus melakukan penyelidikan sosial di Jurusan/Fakultas/Kampus, sehingga dengan demikian dapat mengerti tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa di kampusnya, dan mampu untuk merumuskan program organisasi yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Program yang baik harus berasal dari situasi konkret dan nyata yang dihadapi, bukan ditentukan oleh keinginan pribadi pengurus atau sebagian orang tertentu. Oleh karenanya, organisasi yang dibentuk secara teratur dan terjadwal, harus melakukan penyelidikan sosial untuk memperbaharui data. Demikian juga mendidik anggotanya terutama pengurus tingkat Fakultas/Kampus dan untuk secara aktif melakukan penyelidikan sosial.

2) Merangkum, Menilai, dan Menyimpulkan Pengalaman Praktek
Sebagai seorang aktifis massa dia juga harus sanggup untukmerangkum seluruh pengalaman praktek perjuangan, agar kemudian dapat melakukan penilaian terhadap kemajuan dan kelemahan-kelemahan. Praktek menduduki posisi yang paling penting, tetapi bukan berarti kita bekerja tanpa teori, tanpa perencanaan dan tanpa usaha untuk selalu menarik pelajaran-pelajaran penting. Kalau demikian halnya, maka kemudian praktek kita menjadi seperti praktek yang tidak bertujuan, seperti panah tanpa sasaran. Oleh karenanya, sebelum kita melakukan penilaian, kita perlu untuk merangkum terlebih dahulu seluruh pengalaman praktek sehingga tersedia data yang memadai. Untuk merangkum pengalaman praktek maka dapat didasarkan pada beberapa hal dibawah ini :

a. Tujuan dan Target Awal
Pertama-tama kita harus mengingat kembali tujuan dan target awal yang telah kita tetapkan. Karena ketika kita akan memulai sesuatu, kita pasti membuat perencanaan dan perencanaan tersebut kita pasti menetapkan tujuan-tujuan dan target dari sebuah program atau tindakan. Mengetahui tujuan dan target awal menjadi penting sebagai dasar untuk melihat sejauh mana praktek yang dilakukan. Demikian juga dapat menjadi kerangka yang memfokuskan penyimpulan kita nantinya.
b. Praktek Yang Dilakukan
Kemudian kita harus mencatat setiap pengalaman praktek kita dengan selengkap-lengkapnya, sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya, misalnya dalam bentuk narasi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyimpulan dan penilaian pengalaman praktek. Untuk memudahkan kita dapat merangkum praktek yang dilakukan berdasarkan kategori kerja politik dan kerja organisasi. Lebih baik lagi kalau kemudian kita juga mampu untuk menyodorkan data-data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari keseluruhan praktek kita.
c. Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi maksudnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktek yang dilakukan, dapat berupa faktor subyektif maupun faktor obyektif. Faktor subyektif berkaitan dengan keadaan internal dari kita sebagai pelaksana program menyangkut soal kapasitas, kemampuan, keadaan dan kesanggupan, misalnya kontradiksi personal kontradiksi internal organisasi yang mempengaruhi pelaksanaan program. Sedangkan faktor obyektif berkaitan dengan keadaan sosial yang ada ditengah massa. Misalnya situasi pemilihan rektor yang baru dalam kampus akan mempengaruhi sensitifitas politik civitas akademika di dalam kampus terutama yang memiliki kesadaran terbelakang dan pada gilirannya akan kerja-kerja politik kita di tengah massa. Faktor subjektif ini sebagian ada yang bisa diprediksi dan sebagian ada yang tidak dapat diprediksi dari awal.

Menilai pengalaman praktek dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan yang telah dibuat dan juga mencatat kelemahan-kelemahan dan keterbatasan dalam praktek perjuangan. Sehingga dengan demikian kita dapat berpikir tidak satu sisi saja, misalnya hanya melihat kemajuan sehingga bersikap arogan atau sebaliknya hanya melihat kelemahan dan keterbatasan sehingga menjadi pesimis. Kedua-duanya adalah pandangan yang tidak obyektif dan cenderung subyektif. Penilaian atas praktek dapat dijalankan dengan melakukan dua hal yaitu :
a. Melakukan Observasi atau Pengamatan
Observasi yang dilakukan dapat dilakukan baik di wilayah politik maupun organisasi. Misalnya di lapangan politik bagaimana tingkat perkembangan dari pekerjaan propaganda dan kampanye massa, pendidikan politik, investigasi sosial dan juga penggalangan front. Di lapangan organisasi kita dapat mengamati apakah kemudian praktek dari prinsip organisasi yang benar telah berjalan seperti kepemimpinan kolektif, sistem komite atau juga sejauh mana pengembangan organisasi sehingga jumlah anggota ormas semakin besar.
b. Menyimpulkan Inti Sari
Dari obsevasi yang dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan intisari secara poitik dan organisasi yang dapat secara ringkas dan jelas menunjukan tingkat kemajuan dan juga kelemahan serta persoalan-persoalan yang muncul dalam praktek. Kesimpulan inti sari inilah yang akan menjadi dasar bagi kita untuk melakukan perencanaan program selanjutnya.

3) Kritik oto Kritik
Kritik Oto Kritik adalah senjata ampuh untuk memecahkan segala kesulitan, memperbaiki kesalahan dan kemajuan praktek. Oleh karenannya, kita tidak takut akan dikritik Justru dengan kritik otokritik kita dapat membersihkan kebiasaan jelek dan merawat serta memelihara yang baik. Seperti yang sering kita katakan bahwa sebuah ruangan akan bertumpuk dengan debu, jika tidak pernah dibersihkan dan juga muka kita akan kelihatan kotor jika tidak pernah dicuci. Demikian juga pikiran dan pekerjaan kita juga perlu untuk dibersihkan dan dicuci dengan teratur.
Prinsip yang penting dalam kritik otokritik adalah pertama belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di masa depan danmengobati penyakit dan menyembuhkan pasien. Kesalahan-kesalahan dimasa lalu harus dibongkar dengan tidak segan-segan, keburukan masa lampau harus dianalisa dan dikritik secara ilmiah. Agar pekerjaan di kemudian hari dapat dilakukan dengan lebih hati-hati dan lebih baik. Itulah arti belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di masa depan. Cara melakukannya adalah seperti seorang dokter mengobati orang sakit, yaitu untuk menyelamatkan si sakit itu dan bukan untuk membuat orang mati. Kritik otokritik tidak ditujukan untuk membuat perpecahan, tetapi justru untuk memperkuat persatuan dan memajukan perjuangan. Oleh karenanya, kritik otokritik tidak boleh dilakukan secara serampangan dengan maksud mencari-cari kesalahan orang lain atau untuk melampiaskan dendam. Karena jika hal tersebut dilakukan, maka hanya akan merusak persatuan dan memundurkan perjuangan.

Mengapa kita harus melakukan KOK? Karena kita sadar bahwa sebagai mahasiswa, kita sering didominasi oleh pikiran-pikiran borjuasi kecil. Watak-watak tersebutlah yang menghancurkan gerakan massa. Beberapa watak yang berdominan dalam pikiran seorang borjuasi adalah :
1. Pikiran heroisme
Bagi orang yang mempunyai pikiran heroisme, dia hanya mau mengerjakan pekerjaan yang besar-besar saja dan menjauhi pekerjaan yang kecil-kecil. Pekerjaan yang disukainya, yakni yang menyebabkan namanya terkenal oleh orang banyak, dia menjadi prang ternama. Jika dari pimpinan dia menerima tugas kecil-kecil, bukannya yang besar-besar dan membuatnya ternama, maka dia akan mengkritik pimpinan tersebut sebagai orang yang tidak mengenal kepandaian yang ada di dalam dirinya.
2. Mengejar kesenangan
Dia tidak suka terikat. Segala hal harus menurut kehendaknya sendiri. Kalau dia senang dia akan kerjakan, kalau tidak, masa bodoh. Tidak mengenal disiplin. Dia takut mendapat kesukaran, tidak kuat menerima pukulan. Jika bekerja, ingin cepat melihat hasilnya. Suka tergopoh-gopoh.
3. Sikap suka dipuja
Untuk mendapat pujian, dia senantiasa berlagak tahu semua persoalan. Supaya dia dipuja sebagai orang yang pandai, bijaksana, dan sebagainya. Dia takut mendapat malu di depan umum, dia takut mengakui kesalahan.
4. Sikap berdasarkan sentimen
Dia akan mengangkat anggota-anggota yang dekat secara emosional dan yang tidak mengkritik dia serta suka memberikan sanjungan dan pujian. Tentu saja hal itu akan melahirkan kelompok yang tidak menyukainya. Ke atas senantiasa menuntut; supaya diberi tugas yang sesuai dengan keinginannya.
Watak-watak bojuasi tersebut disebabkan karena faktor-faktor yang ada dalam kehidupan sehari-hari seorang berjuasi yang tidak berusaha menempa diri dalam perjuangan yang keras. Faktor-faktor tersebut adalah :
  1. Ketika menghadapi keadaan yang dapat menimbulkan bahaya, dia menjadi bimbang dan ragu. Sikap demikian pun muncul ketika dia menghadapi keadaan yang sukar.
  2. Menerima dan mengakui kenyataan, tetapi kalau sukar, dia akan mencari alasan untuk menolaknya.
  3. Keadaan masyarakat lama, di mana ada yang kaya dan miskin. Pikirannya mengejar kesenangan.
  4. Keadaan diri yang kurang gemblengan
  5. Ketika keadaan berubah, dia akan bersikap optimis berlebihan bila situasi tampak membaik. Namun, dia bersikap pesimis berlebihan pada saat keadaan menjadi buruk.
Dengan demikian, sebagai seorang aktifis massa kita harus mampu mengubah watak borjuasi kita agar tidak merugikan gerakan massa. Caranya adalah :
  1. Harus banyak membaca buku-buku teori maju
  2. Menyeburkan diri dalam gerakan massa
  3. Belajar dari massa, menggunakan jalan massa
  4. Bisa maju karena objek. Kemajuannya tergantung dari subjek, gerakan dalam diri seseorang.
  5. Pendirian klas proletar yang dapat mewujudkan ketertiban organisasi
  6. Pendidikan cara berpikir: beri kesempatan pada anggota untuk mengutarakan pendapat.
Bagi seorang borjuasi, dia akan menilai bahwa kritik oto kritik sebagai hal yang tidak perlu dan tidak penting. Karena itu maka dia akan menggunakan KOK dengan prinsip yang tidak tepat. Pandangan bojuasi tentang KOK adalah :
  1. Yang bersangkutan takut dikritik dan karena itu menindas kritik
  2. Kritik digunakan sebagai alat penyerang
  3. Tidak mengkritik untuk menjaga persahabatan
  4. Oto kritik secara memutar-mutar
  5. kurang memeriksa permasalahannya dan kurang analisa
Kritik Otokritik dapat dilakukan baik di lapangan politik maupun organisasi berdasarkan pada kesimpulan intisari yang telah kita rumuskan ketika melakukan penilaian atas pengalaman praktek. Dengan kritik otokritik, kita dapat lebih lanjut mencari akar penyebab dari kelemahan dan kegagalan secara poitik dan organisasi pada internal kita sendiri. Namun demikian kritik otokritik juga harus sampai menemukan jalan keluar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan. Kemudian, tidak terhenti hanya sebatas menemukan kesalahan/kegagalan dan jalan keluar untuk mengatasinya. Karena hal yang juga penting untuk menunjukan keseriusan kerja kita adalah bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.Misalnya, arti penilaian pengalaman praktek kita dapat dimengerti bahwa kerja propaganda dan perjuangan massa kita sangat lemah. Setelah dilakukan kritik otokritik, maka kita dapat menemukan dua hal penyebab utama secara internal, dalam diri kita yaitu masih lemahnya kerja investigasi sosial kita, karena subyekjtifisme kita masih kuat sehingga kita tidak cukup mengerti tentang persoalan massa, dan kedua masih belum erat hubungan atau pertalian kita dengan massa karena kesadaran kita masih lemah. Yang harus kemudian dilakukan adalah melakukan penyelidikan sosial untuk lebih mengerti tentang persoalan massa dan dapat lebih erat berhubungan dengan massa. Prinsip-prinsip dalam menjalankan KOK adalah :
  • Tidak saling menjatuhkan
  • Sebelum mengkritik harus melakukan oto kritik terlebih dahulu
  • Mau mengakui kesalahan dan mau di betulkan
  • Mengkritik harus memberikan solusi
  • Melakukan Kritik Oto Kritik tanpa memandang teman dan sesui kenyataan/fakta
  • Berhak untuk membela diri atau klarifikasi

[T1]Tidak memiskinkan diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Perjuangan Massa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger